Blog aku yang satunya lagi

Friday, November 28, 2008

Guru tak curiga,pakaian sekolah rapi

Tersangka Dijenguk KPAID dan Guru Konseling


TANJUNGPINANG (BP) - Berita siswi salah satu Sekolah Menengah Atas di Tanjungpinang yang hamil, melahirkan, dan membuang bayi di selokan depan rumahnya, Sabtu (22/11) lalu membuat heboh warga Tanjungpinang. Tak pelak, pihak sekolah yang mengetahui berita setelah diekspos media pun merasa ’’tertampar”. Darson, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum di sekolah tempat SK menyayangkan peristiwa tersebut menimpa salah satu siswinya.

Dituturkan Darson, selama ini, gadis berkulit putih berambut panjang yang merupakan siswinya itu tidak pernah menunjukkan perilaku yang menyimpang dan negatif di sekolah. ’’Sifatnya biasa saja di sekolah,” kata Darson kepada Batam Pos di ruang
majelis guru. Dengan postur tubuhnya yang ’’bongsor” pihak sekolah dan majelis guru yang ada pun tak pernah menaruh curiga kepadanya. Hal senada disampaikan guru studi Fisika, Masnur Waruwu.

’’Sejak awal dia sekolah, Agustus lalu, dia tak pernah menunjukkan perilaku yang aneh,” kata Mastur. Selama ini, majelis guru mengenalnya sebagai pribadi gadis yang baik dengan wajah yang manis yang tak pernah bosan untuk dilihat.

Di dalam kelas pun dia tak pernah menunjukkan tanda-tanda layaknya seorang yang hamil, seperti mual-mual dan sebagainya. ”Dia tetap mengikuti seluruh aktivitas sekolah dengan baik. Upacara maupun olahraga,” tambahnya.
Bahkan pakaian seragam yang dikenakan setiap hari pun selalu dipakai dengan rapi. ”Baju dimasukkan ke dalam dan tak lupa pakai ikat pinggang,” imbuhnya. Pakaian seragam pun tak bertukar, tetap sama dengan pakaian seragam yang diberikan pihak
sekolah.

Demikian juga halnya dari segi prestasi di sekolah, tak ada yang mencolok. ”Nilainya sama saja dengan teman-teman lainnya,” ulasnya.

Sementara itu, guru bidang studi geografi, Eka Wahyudi menuturkan, di sekolah SK termasuk anak yang pendiam. ”Dia tak pernah banyak berkomentar,” kata Eka. Hal ini pun dituturkan, Kiki, salah satu siswa kelas satu yang satu angkatan dengan SK. Kendati tak mengaku terlalu mengenal SK dengan baik, namun Kiki dan teman satu sekolahnya mengenal SK adalah sebagai siswa yang pendiam. ”Tapi dia baik, tidak sombong,” tuturnya.

Selama satu sekolah dengannya, Kiki mengatakan, SK tak pernah keluar kelas jika jam istirahat. ”Dia selalu saja di dalam kelas bersama teman yang satu sekolah waktu SMP dulu serta kakak perempuannya yang kebetulan satu kelas,” ulasnya. Teman yang beda kelas itulah yang biasanya selalu datang menghampiri SK ke dalam kelas.
Ditambahkan Darson, kendati secara administrasi, SK akan dikembalikan kepada kedua orang tuanya, namun Darson mengatakan, pihak sekolah tak kan henti memberikan dukungan dan semangat untuk memperkuat mental SK. ”Bagaimanapun juga dia tetap anak didik kita,” tegasnya. Dia tak akan kami biarkan terpuruk dalam kesedihan. Selaku guru akan tetap memberikan dukungan dan tak pernah mengucilkannya. ”Hari ini saja (kemarin, red) guru bimbingan konseling dan guru agama datang menjenguknya,” tukasnya.

Dan untuk ke depannya, hal ini tentulah menjadi pembelajaran bagi pihak sekolah untuk lebih bisa mengawasi peserta didiknya. Darson juga mengharapkan kepada seluruh temannya agar tak akan pernah sekalipun mencemoohkan ataupun mengucilkannya.

Wawako : Kepedulian Harus Dibina

Sementara itu, Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Edward Mushalli mengatakan, dengan adanya kejadian yang dilakukan dan dialami SK adalah suatu cobaan bagi semua. Maka sudah sepatutnyalah hati kita, selaku orang tua dan seluruh masyarakat yang ada di Tanjungpinang ini peduli terhadap lingkungan sekitar.

“Peristiwa ini biarlah kita ambil hikmahnya,” seru Edward usai acara pembukaan pelatihan kesehatan bagi pelang merah tingkat SMP dan SMA di Hotel Sampurna Jaya.

Untuk itu, Edward mengharapkan kepada seluruh orangtua agar bisa menjalin komunikasi yang erat antar anak dan orangtua. ”Jangan anak kata anak dan orangtua kata orang tua,” tuturnya.
Demikian juga halnya dengan pihak sekolah, agar bisa memberikan pengarahan kepada peserta didik tentang bahanyanya prilaku menyimpang yang tak semestinya dilakukan oleh pelajar. Dan tentunya saja, pengarahan tersebut dapat diberikan disela pelajar.

Disamping itu, Edward juga menyampaikan, hal ini tentunya tidak terlepas dari peran serta masyarakat. “Seluruh warga masyarakat.” tegasnya. Pasalnya apapun yang terjadi di lingkungan sekitar, itu tanggung jawab bersama. Maka ketika ada sekelompok pemuda yang mabuk-mabukan dilingkungan sekitar, masyarakat sekitar harus sigap mengatasinya.

Setelah Rekonstruksi, SK Tahanan Luar

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kepri, Putu Elvina Gani SPsi menyebut, Kapolsek Bukit Bestari AKP Arifin Efendi sangat membantu proses pmeriksaan terhadap SK (15), siswi Tanjungpinang yang membuang bayi hasil hubungan gelapnya dengan MN, pacar yang pernah menjadi teman sekolahnya. Direncanakan setelah dilakukan rekontruksi atas kasus tersebut, SK diperbolehkan menjadi tahanan luar.

Menurut Putu, sedianya Rabu (26/11) Polsek Bukit Bestari Tanjungpinang akan menggelar rekonstruksi atas kasus tersebut. Tetapi rencana tersebut batal dilakukan karena kelengkapan pihak polisi yang belum siap. ”Saat ini anak masih di ruang khusus di Polsek Bestari,’’ ujar Putu lagi. Perempuan berjilbab ini menyebut pihak KPAID meminta agar rekontruksi tersebut dilakukan secara tertutup.

Dalam upaya memberikan perlindungan hukum terhadap anak, Putu mengaku dirinya telah bertemu dengan SK, keluarga maupun pengacara yang sebelumnya telah ditunjuk keluarganya. Saat ini pihaknya sedang mengupayakan agar dilakukan penahanan luar.


Menurutnya kondisi SK dalam keadaan schok. ”Kalau saya perhatikan trauma sih tidak, tetapi schok,’’ ujar Putu yang menilai schok yang dirasakan SK adalah hal yang wajar dengan musibah yang dialaminya Selama proses pemeriksaan, Putu menilai perlindungan yang diberikan kepada SK sudah cukup baik. ”Kita tinggal memantau saja hingga proses hukum berjalan, dengan dasar kepentingan terbaik untuk anak tetap diberikan’’ ujar Putu


Selama proses berjalan, KPAID mengupayakan agar SK tetap mendapatkan hak-haknya, terutama hak pendidikan. Sekolah diharapkan dapat menyikapi secara wajar terhadap kasus ini.Permasalahan anak, ujar Putu, adalah permasalahan kolektif. Tidak saja bagi pelajar atau anak yang berkonflik dengan hukum itu sendiri melainkan keluarga, sekolah juga masyarakat.

”Ini berarti ada pendidikan yang salah bagi si anak. Baik dari keluarga, sekolah dan masyarakat’’ ujar Putu.
Masyarakat diharapkan tidak memberikan stigma negatif terhadap anak tersebut karena dalam kasus anak yang menjadi pelaku, justru anak tersebut merupakan korban dari lemahnya pengawasan lingkungan, yang tidak kondusif di tengah kuatnya informasi global.

Sekolah-sekolah, ujar Putu, perlu memberikan seks edukasi untuk menghindari bahaya perilaku seks bebas di kalangan remaja yang beresiko terhadap berbagai penyakit dalam organ reproduksi, aborsi yang berakhir dengan proses hukum dan masalah moral lainnya.

Penyidikan Wajib Dirahasiakan
Berdasarkan UU No 3 tahun 1997 tentang Peradilan Anak, pelajar putri yang diduga membunuh bayinya sendiri termasuk kategori anak nakal. Itu sesuai dengan pasal 1 ayat (1) UU tersebut karena usianya di atas 8 tahun dan di bawah 18 tahun. Karena
masih anak-anak maka sesuai pasal 42 ayat (3) penyidikannya wajib dirahasiakan.

Dalam pemeriksaannya, penyidik juga meminta pertimbangan atau saran dari pembimbing kemasyarakatan. Jika perlu juga pertimbangan dari ahli pendidikan, ahli kesehatan jiwa, ahli agama atau petugas kemasyarakatan lainnya. Selain itu ancaman hukumannya hanya setengah dari pasal 341 KUHP yang maksimal 7 tahun penjara.

Dengan demikian ancaman maksimal untuk pelajar putri itu adalah 3,5 tahun, dan ini sesuai pasal 26 ayat (1) UU No 3 tahun 2007. Karena ancaman hukuman untuk perbuatan itu di atas 5 tahun, maka pelaku ini juga wajib didampingi pengacara.

”Selain sebagai pelaku, dia juga sebagai korban. Sebab, dia masih kategori anak-anak dan tidak menginsyafi akibat dari perbuatan yang dilakukan. Sebab itu, dalam UU tersebut mereka disebut dengan anak nakal dan bukan pelaku kriminal.

Walaupun secara materi memang melakukan tindak kriminal,” kata Edi menjawab Batam Pos, Rabu (26/11).

Dalam proses peradilannya pun, pelaku kriminal anak-anak disidangkan secara tertutup. Kemudian, seluruh perangkat peradilan seperti hakim, jaksa, pengacara tidak boleh memakai toga.
Untuk hukumannya juga berbeda dengan pelaku kriminal biasa. Untuk pelaku kriminal anak-anak ini sesuai pasal 23 ayat (2) UU No 3 tahun 1997 pidana pokoknya, adalah pidana penjara, pidana kurungan, pidana denda dan pidana pengawasan. Jika dipidana penjara, maka lembaga pemasyarakatannya dilokalisir dan terpisah dari pelaku pidana umum lainnya. (git/cr10/lis)

Sumber : batampos.co.id



Televisi faktor terbesar terjadinya seks usia dini
Baru baru ibi, Maraknya kasus pelecehan dan yang terjadi terhadap anak anak dan remaja, membuat aku tergelitik untuk

mencari tahu tentang faktor yang memicu terjadinya hal tersebut diatas.

Inilah diantaranya :
Terlalu banyak menonton televisi, rendahnya penghargaan terhadap diri sendiri, tingginya tingkat kekecewaan dan buruknya

hubungan keluarga dapat menjadi rumus yang meningkatkan perilaku seks dini di kalangan remaja, demikian hasil suatu studi

baru.

"Jika Anda mengumpulkan semua faktor tersebut, Anda dapat memperoleh perkiraan yang lebih kuat mengenai siapa yang

melakukan hubungan seks dan siapa yang tidak," kata Dr. Janet Hyde dari University of Wisconsin, yang memimpin tim

penelitian tersebut.

"Satu hal saja barangkali takkan menghasilkan itu, tapi dengan berlalunya waktu Anda akan memperoleh dua atau tiga faktor

resiko, keadaan mulai merosot," katanya.

Hyde dan timnya mempelajari 273 remaja yang berusia antara 13 dan 15 tahun. Sebanyak 15 persen dari mereka telah melakukan

hubungan seks dini.

"Anak-anak yang melakukan perbuatan seks dini sangat tak mungkin untuk menggunakan pelindung sehingga menambah besar

resiko kehamilan di kalangan remaja dan menderita penyakit yang menular melalui hubungan seks," kata Hyde.

Salah satu faktor terbesar bagi hubungan seks dini oleh remaja adalah menonton televisi, sebagian karena program televisi

menggambarkan tingkat seksualitas yang lebih tinggi buat remaja dan orang dewasa dibandingkan dengan yang ada dalam

kenyataan, kata para peneliti itu.

"Banyak ahli komunikasi mengatakan bahwa sewaktu kita menonton banyak bahan seperti itu, kita dibuat percaya bahwa itu

nyata. Dalam kasus ini, anak-anak yang banyak menonton TV percaya bahwa semua anak sebenarnya melakukan hubungan seks,

sehingga mereka akan melakukannya juga atau mereka akan merasa terasing," kata Hyde, yang melaporkan temuan timnya di

dalam Journal of Youth and Adolescence.

TV juga seringkali tak menggambarkan konsekuensi negatif hubungan seks, seperti kehamilan yang tak dikehendaki atau

penyakit yang menular melalui hubungan seks, katanya. Tetapi itu bukan satu-satunya faktor resiko bagi remaja untuk memulai

hubungan seks sebelum berusia 15 tahun.

Anak perempuan yang telah melakukan hubungan seks secara dini memiliki penghargaan diri yang lebih rendah, hubungan

yang buruk dengan orang-tua mereka, hidup bersama ibu tunggal atau orang-tua tiri, memperlihatkan tanda gangguan hiperaktif

kekurangan-perhatian (ADHD), tak berprestasi di sekolah, dan lebih banyak menonton televisi.

Anak laki-laki yang melakukan hubungan seks dini lebih lauh melewati masa puber, memiliki penghargaan diri yang rendah,

memperlihatkan tanda ADHD dan gangguan pembangkangan-penentangan (ODD), memiliki hubungan buruk dengan orang-tua

mereka dan juga lebih banyak menonton televisi dibandingkan anak laki-laki lain.

Para peneliti tersebut menyarankan agar semua faktor resiko mengenai seks dini oleh remaja ditangani dan orang-tua ikut dalam

proses itu, selain guru dan pembimbing. Mereka juga menyerukan dilancarkannya program pendidikan seks menyeluruh

sehingga remaja dapat melindungi diri mereka jika mereka melakukan hubungan seks.

"Jika kita memiliki pendidikan seks yang menyeluruh sehingga anak-anak benar-benar dapat memiliki pilihan yang mereka

ketahui dan melindungi diri mereka, itu adalah strategi yang jauh lebih baik," kata Hyde. (kpl/bun)
Sumber:kapanlagi.com

0 komentar:


Blogspot Template by Isnaini Dot Com Powered by Blogger and Local Jobs