Blog aku yang satunya lagi

Tuesday, December 9, 2008

Pembaca media cetak menurun

Selasa, 9 Desember 2008 | 20:39 WIB

JAKARTA, SELASA — Makin terbatasnya waktu luang dan kekecewaan terhadap meningkatnya harga media cetak menyebabkan pembaca beralih ke internet. Temuan Survei AC Nielsen pada kuartal III 2008 menunjukkan tren menurun bagi pembaca media cetak sejak 2004.

Demikian dikemukakan oleh Anindya N Bakrie, Ketua Komite Tetap Bidang Telematika Kamar Dagang dan Industri dalam diskusi terbatas "Konvergensi Media: Peluang dan Tantangan New Media di Indonesia" di Jakarta, Selasa (9/12).

Penyebab menurunnya pembaca media cetak antara lain terlalu sibuk untuk membaca (72 persen), beralih ke televisi (14 persen), berhenti membeli karena kenaikan harga (11 persen).

Tidak hanya itu, iklan media online pun diperkirakan akan booming. Tahun 2008 online media meraup perolehan iklan sebesar Rp 80 miliar. Sejumlah perusahaan periklanan kian serius membangun divisi media digitalnya. Sejumlah produk juga telah memutuskan hanya mengiklankan via media online.

Pergeseran ini diakibatkan meningkatnya pengguna internet. Saat ini ada 35 juta pengguna internet, dimana sekitar 44 persen menggunakannya setiap hari selama dua jam. Kebiasaan membaca media cetak (koran) menipis di kalangan anak muda. Mereka inilah yang mendorong pertumbuhan media online.

Data yang dirilis Zenith Optimedia menyebutkan bahwa belanja iklan online akan naik rata-rata 23 persen per tahun dalam periode 2007-2010, kata Anindya.

Oleh karena itu, upaya mempersiapkan diri terhadap berbagai perubahan penting di industri multimedia perlu dilakukan dalam beberapa tahun ke depan, seperti konsolidasi bisnis, ledakan internet, telepon seluler pun menjadi penting dan integrasi 3 layar: televisi, PC/internet, dan telepon seluler.

"Tentunya ada data pendukung untuk itu," kata Anindya. Ia menyebutkan bahwa hampir semua orang di Indonesia menonton televisi, Indonesia mencatat 100 juta pengguna telepon, sebanyak 60 juta di antaranya pengguna aktif (dengan harga telepon yang kian lama kian murah), jumlah ini diperkirakan akan meningkat dua kali lipat dalam tiga tahun ke depan.

Tidak hanya itu, juga terdapat potensi yang sangat besar yang belum digarap dari bisnis 3 layar antara lain berkembangnya industri kreatif yang tengah digalakkan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Data menunjukkan, dalam krisis industri kreatif akan tetap tumbuh rata-rata 10 persen per tahun.

Untuk itu, menurut Anindya, perlu ada UU Konvergensi atau UU Komunikasi yang mengintegrasikan dan menyinkronkan antara UU Telekomunikasi, UU Penyiaran, UU Pers, UU Keterbukaan Informasi, UU Informasi dan Transaksi Elektronika, dan UU terkait lainnya.

Integrasi atau sinkronisasi UU atau peraturan perlu memerhatikan aspek: regulasi konten dalam perkembangan konvergensi, konten dapat menjadi kunci pertumbuhan bisnis, hak cipta untuk platform yang berbeda, penambahan kapasitas infrastruktur (alokasi frekuensi), model bisnis dan teknologi.
Sumber : Kompas.com

0 komentar:


Blogspot Template by Isnaini Dot Com Powered by Blogger and Local Jobs